Dalam buku “Aiko and her cousin kenichi : Kumpulan kisah-kisah inspiratif”. Seorang Ibu tengah berdialog dengan anaknya. Keduanya tengah belajar tentang kemiskinan. Tapi sejatinya mereka tengah berdialog tentang kesadaran bahwa sebenarnya setiap kita bisa memberi. Kita sebenarnya tidak miskin.
“Apakah kemiskinan itu, bu? Anak-anak di taman bilang kita miskin. Benarkah itu, bu?” Tanya sang anak.
“Tidak, kita tidak miskin, Aiko.” Jawab ibunya
“Apakah kemiskinan itu?” Aiko, sang anak, bertanya lagi.
“Miskin berarti tidak mempunyai sesuatu apapun untuk diberikan kepada orang lain.”
Aiko agak terkejut. “Oh! Tetapi kita memerlukan semua barang yang kita punyai, apakah yang dapat kita berikan?” katanya menyelidik.
“Kau ingatkah perempuan pedagang keliling yang kesini minggu lalu? Kita memberinya sebagian dari makanan kita kepadanya . Karena ia tidak mendapat tempat menginap di kota. Ia kembali kesini dan kita memberinya tempat tidur.”
“Lantas kita tidur menjadi bersempit-sempitan ya Bu.” Jawab Aiko lugu
Tapi sang ibu tak kalah sigap. “Dan kita sering memberikan sebagian dari sayuran kita kepada keluarga watari, bukan?”.
“Ibulah yang memberinya, hanya saya sendiri yang miskin. Saya tidak punya apa-apa untuk saya berikan kepada orang lain.” Keluh Aiko
Sang ibu tersenyum dan mengalihkan pandangan teduh pada anaknya. “Oh, kamu punya. Setiap orang mempunyai sesuatu untuk diberikan kepada orang lain. Pikirkanlah hal itu dan kau akan menemukan sesuatu.”
Tak lama setelah itu sang anakpun mendapatkan jawabannya. “Bu! Saya mempunyai sesuatu untuk saya berikan. Saya dapat memberikan kepada mereka cerita-cerita dongeng yang saya dengar dan baca di sekolah.”
“Tentu! Kau pintar bercerita. Bapakmu juga. Setiap orang senang mendengarkan cerita.”
“Saya akan memberikan cerita kepada mereka, sekarang ini juga!” tandasnya penuh semangat
Ibu dan anak itu telah meneguhkan sebuah kesadaran besar . bahwa setiap kita bisa memberi. Ini lebih dari sekadar sebuah kesadaran sosial. Tapi kesadaran untuk menjadi berarti, lantaran membagi kebahagaian untuk orang lain.
Jumat, 17 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar