Kamis, selepas isya, endra mengajakku “angin-angin” alias motoran mengatasi kesuntukan di dalam kos, selain hawa panas jogja tentunya. Tempat awal yang hendak dituju adalah wisata kuliner jogja yang memang berakhir pada hari ini (kamis, 23 oktober 2006). Sampailah kami di museum serangan umum 1 maret, depan BI jogja. Setelah parkir 2000 perak dibayar dimuka, beraksilah kami mengelilingi stand to stand kuliner jogja. Ada banyak hidangan, menu, jajanan. Semuanya menampilkan keunikan yang tiada tara. Sesuatu yang bagi saya, baru karena jarang melihat atau tidak pernah sama sekali. Sayangnya, tidak ada hasrat untuk membeli, karena kekenyangan. Beruntunglah karena sebelum berangkat kami sudah makan malam, jika tidak mungkin nafsu makan kami tidak bisa dibendung. Lagian tidak ada yang gratis seperti wisata kuliner tahun lalu. Kami hanya sempat mencicipi tester jajanan lokal dari indo rasa.
Setelah bosan stand, kami menunggu acara gamelan gaul yang bersebelahan dengan stand wisata kuliner. Ternyata kami harus menunggu lama, sekitar satu jam. Penantian kami akhirnya berunjung manis. Muncullah untuk pertama kali kolaborasi sma bopkri 1 dan bopkri dua membawakan tari kontemporer dengan alunan gamelan.
Berikutnya ada kelompok difabel dari jakarta yang membawakan nomor gamelan standar. Yang tidak standar adalah gamelan itu dibawakan oleh anak-anak difabel yang punya semangat laur biasa. Seorang anak difabel bahkan selalu memekikan ”ayao, semangat” kepada pengunjung, atau ”tepuk tangannya dong”. Sebuah ungkapan untuk menyemangati dirinya, temannya dan penonton termasuk juga agar penonton memberi apresiasi kepada teman2 difabel semangat memainkan gamelan. Ayo semangat!
Penampil berikutnya dari SMK I solo yang merupakan juara gamelan antar SMK seni se Indonesia. Penampilannya rapi, bertenaga, dan menyenagkan. Rata2 pemainnya menyanding dua alat musik. Menariknya lagi ada irama saxofoen dan drum yang berpadu dengan gamelan, it’s briliant.
Selanjutnya ada kelompok dari SMK 9 surabaya yang membawakan nomor ”bara 10 november” yang menggambarkan semangat arek2 suroboyo mengusir penjajah. Dan berlabuh pada penampilan kelompok Stupa UNY yang memainkan kombinasi funk java layaknya permainan musik funky kopral. Ada bass, gitra, drum, gamelan, biola, dan lain2 yang saya tidak bisa menyebutnya satu persatu (karena tidak hafal).
Terakhir sekali ada penampilan bersama alias ”jump sesion” yang dibawakan perwakilan masing2 kelompok yang diundang malam itu. Semua alat musik dimainkan. Yang modern dan tradisonal berpadu menghasilkan alunan yang gak bertauran pada awalnya numn lama kelaman satu sama lain saling menautkan hati dan pikiran sehingga melahirkan harmoni menuju keteraturan. Dan.......selesailah acara malam itu.
Sebuah malam yang mengesankan bagiku, di jogja, di museum serangan umum 1 maret.
24, oktober 2008
menjelang jumatan


Tidak ada komentar:
Posting Komentar